Sabtu, 06 Oktober 2012

Teruntuk Lelaki Terakhirku..


Dengan hormat,

Bersama ini, kulampirkan permohonan maafku untukmu. Atas ketidak sungguhanku dalam mencari peranmu sebagai pelengkap hidup. Bukan karna dirimu tidak begitu penting, hanya saja aku yang terlalu sibuk menata hidupku. Mempersiapkan sebuah kesempurnaan ketika Tuhan berkehendak mempersatukan kita kelak.

Lelakiku, maafkan aku, sering berlama-lama singgah di hati yang salah. Maafkan aku, sering kali menganggap mereka adalah pemberhentian terakhirku. Jangan marah padaku, juga pada mereka lelakiku terdahulu. Anggaplah aku sedang belajar. Dari mereka, caraku memperlakukanmu kelak.

Lelakiku, jika kemampuanku jauh di bawah sempurna. Mau kah kau menerimaku? Mau kah kau menutupi kekuranganku dengan senyummu?

Aku bukan gadis yang baik, aku tidak manis, aku tidak anggun seperti apa yang nantinya Ibu dan Ayahmu impikan. Aku bukan gadis sempurna seperti peran-peran protagonis di film serial TV. Aku hanya anak bontot yang manja dan kadang tidak tau aturan. Kasihan orangtuaku, mereka tua, masih saja aku repotkan. Cepat rebut aku, lelakiku.

Lelakiku, kuberitahu yaa.. Papaku galak, mau kah kau menaklukan hatinya untukku? Dia sangat suka kopi, ajaklah dia berbicara dengan secangkir kopi, hatinya akan sedikit mencair :')

Mamaku, kamu tidak perlu mengkhawatirkannya. Mamaku hebat, dia sangat penyayang. Aku yakin dia sangat menyayangimu nantinya.

Kemudian aku, ahh aku payah sekali. Apa yang bisa kuceritakan dari seorang aku? Aku tidak cantik, aku pemalas, aku egois, aku keras kepala, aku menyebalkan. Aku tidak punya sesuatu yang bisa kamu banggakan kepada orang-orang nantinya. Aku hanya aku, bukan cerita menarik untuk dipamerkan.

Lelakiku, apa kau akan merubah pikiranmu dengan keadaanku yang tidak seberapa ini? Jangan ya, Sayang. Kamu tidak boleh angkuh mengatur takdir yang telah Tuhan gariskan. Terima aku, seperti aku akan menerima seperti apapun kamu nanti.

Lelakiku, itukah kamu? Lelaki berkemeja kotak-kotak? Atau itukah kamu?  Lelaki berkacamata hitam? Siapapun kamu, kutunggu kau disudut ruang tamuku, menunggumu memintaku dari kedua orangtuaku..




















Wanitamu,
Diana Monica

Tidak ada komentar:

Posting Komentar